Berjumpa
dengan Tuhan adalah dambaan setiap manusia dan itu merupakan impian
tertinggi yang selalu dicita-citakan oleh semua orang. Ketika berbicara
tentang “Berjumpa dengan Tuhan” maka yang terbayang pada semua orang
adalah Kematian, Setelah manusia meninggal dunia (nafas berhenti)
barulah ada peluang berjumpa dengan Tuhannya. Berjumpa dengan Tuhan
setelah kematian itu sifatnya spekulatif, (bisa ya bisa juga tidak) lalu
bagaimana kalau setelah meninggal kita tidak pernah berjumpa dengan
Tuhan?
Kenikmatan
tertinggi bagi penduduk Surga adalah melihat wajah Tuhan, artinya ada
kemungkinan orang yang di surga tidak bisa melihat Tuhan, tentu saja
mustahil bagi orang yang tidak masuk surga bisa berjumpa dengan Allah.
Andai nanti kita tidak berjumpa dengan Tuhan di akhirat, lalu mau kemana kita? Mau balik ke dunia???
Ayat
di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa proses perjumpaan dengan
Tuhan itu berlangsung di dunia dan proses situ harus kita selesaikan di
dunia ini juga sehingga di akhirat kita tidak lagi mengalami kesulitan
menemui Allah. Yang diperlukan adalah kesungguhan kita untuk semaksimal
mungkin berusaha menemui-Nya.
“Apabila
hamba-Ku ingin menemui-Ku, Akupun ingin menemui-nya dan bila ia enggan
menemui-Ku, Akupun enggan menemui-nya” (HR Bukhari dari Abu Hurairah)
Firman
Allah dalam hadist qudsi di atas memberi gambaran kepada kita bahwa
Allah ingin sekali ditemui namun terkadang hamba-Nya yang lalai dengan
kesibukannya sendiri.
Menemui Allah, ya berjumpa dan memandang wajah-Nya itulah kenikmatan yang paling tinggi yang dirasakan oleh para pecinta-Nya.
Kalau
di dalam shalat anda tidak merasakan kehadiran-Nya berarti anda belum
berjumpa dengan-Nya, maka anda harus belajar lagi sampai anda
bermakrifat kepada-Nya.
Saya
menutup tulisan singkat ini dengan mengutip dialog antara saya dengan
seseorang 7 tahun lalu tentang berjumpa dengan Allah. Suatu hari saya
bertanya kepada seorang yang baru menekuni Tarekat (baru 3 hari),
“Andai anda berjumpa dengan Allah, apa yang akan anda sampaikan kepada Allah?”
Dia
sepertinya terkejut dengan pertanyaan saya yang tiba-tiba dan pertanyaan
tersebut belum pernah ditanyakan se umur hidupnya, dia diam tidak bisa
menjawab apa2. Kemudian saya membantu dia dengan pertanyaan berikut :
“Kalau anda selesai shalat apa doa anda kepada Allah?”
Dia jawab dengan cepat, “bla bla bla…”
Dengan
senyum dan dengan suara pelan saya katakan pada dia, “Berarti selama
ini dalam shalat anda tidak pernah berjumpa dengan Allah?”. Dia
menganguk dengan malu.
Syukur
Alhamdulillah berkat Syafaat Rasulullah dan bimbingan Guru Mursyid,
sahabat saya tersebut akhirnya benar-benar mengenal Allah dengan sebenar
kenal dan selalu merasakan perjumpaan dengan Allah.
Mudah-mudahan tulisan ini memberikan gairah kepada para pencari dan membangkitkan rindu kepada para pecinta-Nya, salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar